Minggu, 31 Oktober 2010

Sejarah Sneakers


Perjalanan sneakers hingga menjadi most wanted shoes juga mempunyai sejarah yang panjang. Mari kita flashback bagaimana sneakers eksis seperti sekarang ini.

1800s
Pertama kali muncul, nama dari sepatu jenis ini bukanlah sneakers, melainkan sepatu karet yang bernama Plimsolls. Pada masa ini Plimsolls adalah sepatu yang didesain untuk beach wear.


1892
Sebuah perusahaan sepatu karet, Goodyear, menciptakan suatu proses pembuatan sepatu baru dengan mencampur bahan dasar karet dengan kanvas. Hasilnya sepatu bermerk Keds muncul di pasaran.

1908
Converse ikut meramaikan bisnis footwear. Perusahaan milik Marquis M.Converse ini langsung menjadi booming dengan kemunculannya pada banyak pertandingan basket di luar sana. Tak mengherankan sneakers dari Converse lalu menjadi American Icon.


1920
Adi Dassler, pemilik bisnis sportswear dari Jerman tak lama kemudian membuat training shoes buatan tangan. Perusahaan itu kemudian terkenal dengan nama Adidas.

1923
Converse All Star menjadi raja dalam dunia sneakers setelah pemain basket Chuck Taylor memilih sepatu itu untuknya bertanding. Dengan sedikit re-style dan promosi ke berbagai sekolah dan kampus-kampus, Chuck Taylor All Star menjadi must-have shoes untuk hampir semua pemain basket, remaja, hingga cultural rebels selama lebih dari 50 tahun. Sepatu ini juga mempunyai nicknames yang bermacam-macam dari Chucks, Cons, dan Connies. Percaya atau tidak, Chuck Taylor All Star adalah sepatu paling terkenal dalam sejarah, telah terjual sebanyak 744 juta di 144 negara.

1948
Rudolf Dassler membuat Puma Schuhfabrik. Dunia pun dikenalkan dengan Puma Atom Shoe yang saat itu dikenakan tim jerman barat dalam pertandingan sepakbola intenasional yang diadakan untuk pertama kalinya.


1950
Sneakers menjadi lambang dari rebellion (jiwa pemberontak) dan menjadi sepatu favorit para remaja saat ini. Hampir semua pelajar memakai sepatu jenis sneakers, mungkin selain gaya, sepatu ini juga gamapang dibeli karena dijual denga harga yang tidak menguras dompet. Di Amerika, contohnya, para pemandu sorak akan memakai sweater, rok mini, dan kaos kaki lengkap dengan sneakers kanvas keluaran Keds. Sneakers pertama menjadi fashion statement saat James Dean memakainya dengan Levi’s Jeans dalam set film “Rebel without a Cause”.


1962
Phil Knight, atlet lari dari University of Portland, dan pelatihnya, Bill Bowerman, menciptakan sepatu atletik dengan biaya murah dan teknologi tinggi bernama Blue Ribbon Sports. Tahun 1968, nama BRS berubah menjadi Nike, yang sampai saat ini juga telah menjadi salah satu merk sneakers nomor satu di dunia. Nike diambil dari nama dewa kemenangan di Yunani.

1982
Nike merilis sepatu The Air Force One (AF1) dengan dua versi, low-mid dan high-top. Dengan desain yang sederhana tapi berkelas, sepatu ini bertahan menjadi favorit selama dua dekade lebih. Tetap saja, juaranya adalah all-white AF1. Pada 1985 pemain basket Chicago Bulls, Michael Jordan, menjadi pemain yang diendorse oleh Nike. The result? Semua pasti tahu sepatu Nike bertajuk Air Jordan yang fenomenal itu.

1990-…Today
Pada tahun-tahun ini Sneakers semakin digandrungi semua orang di belahan dunia. Celebrity endorsement semakin marak, dan bermunculan sneakers limited edition yang diburu para kolektor dan pecinta sepatu ini. Contohnya saja Nike yang kembali mengeluarkan Air Jordan edisi retro dan terus mengembangkan berbagai sneakers seperti Nike Air Max, Air Cross Trainers, dan Nike Shox yang fenomenal. Nike bahkan menciptakan Bauer Nike Hockey, sepatu berkualitas tinggi khusus bagi para pemain olahraga hoki. Sayangnya Desember 1999, salah satu penemu Nike, Bill Bowerman, meninggal dunia.

Pada masa ini, Converse kembali mempresentasikan seri Chuck Taylor dan Jack Purcell yang terkenal di kalangan pecinta old-fashion. Kalangan selebritis Hollywood seperti musisi, rapper, dan movie stars juga turut andil menjadikan sepasang sepatu sneakers sebuah budaya yang bertahan hingga sekarang.



Sneakers Sub-Cultures
Arena olahraga basket memang diakui sebagai tempat lahir dan berkembangnya budaya memakai sneakers ini, tapi disamping itu, para hip-hoppers atau pemain skateboard juga ikut meramaikan kejayaan sneakers.

Sneakers in Skateboarding
Di wilayah ghetto, New York City, selain basket, skateboarding juga menjadi olahraga alternatif yang berkontribusi besar dalam budaya sneakers. Extreme sport satu ini muncul sekitar tahun 60an di tengah lingkungan urban. Tahun 1980, Nike menjadi sepatu andalan para skater, terutama Nike Dunk yang popular karena stabilitasnya cocok bagi para skater untuk performance mereka. Menanggapi hal itu, Nike SB Dunk pun diciptakan. SB sendiri adalah singkatan dari Skate Boarding. Dengan modifikasi sedemikian rupa, berdasarkan Nike Air Jordan 1, maka Nike SB siap tampil menemani para skater.

Namun, Nike bukan satu-satunya sneakers yang digilai para skater. Sneakers nomor satu adalah keluaran Zoo York. Zoo York Clothing muncul pada akhir 1970an atas ide dari grup artis grafiti dan skater bernama “Soul Artists of Zoo York”. Dengan desain street wear-nya yang kental Zoo York menjadi brand yang disukai kalangan underground.

Sneakers in Hip-hop Music Scene
Hip-hop adalah suatu movement budaya dan musik atas inisiatif para warga Afrika-Amerika dan Latin-Amerika di NYC pada tahun 1970an. Hip-hop merupakan kombinasi dari musik R and B, rap, DJ, break-dancing, dan seni seperti grafiti. Baru pada 80an, hip-hop menjadi suatu fashion attitude dengan atribut seperti oversized T-shirts, celana longgar, dan tentunya, Sneakers. Kepopuleran sneakers juga didorong oleh musisi legendaris pada zaman itu, seperti Run DMC, dengan Adidas Superstar-nya. Bahkan DMC sempat membuat lagu bertajuk “My Adidas”.

Sneakers in Punk Rock and Britpop
Selain hip hop, budaya sneakers juga ikut dibawa oleh musisi yang kebanyakan dari British music scene. Para anggota band berlomba-lomba menampilkan gaya fashion teranyar mereka dengan atribut yang seru. Misalnya sebuah band bernama Anthrax, yang merilis album dengan cover personilnya mengenakan Adidas Superstar. Tapi grup band The Ramones lah yang membuat tren sneakers semakin menjadi-jadi. Band inilah yang membuat musik punk menanjak di blantika musik dunia. Kostum mereka pun juga simbolis dengan jaket kulit hitam, celana jeans robek-robek, potongan rambut shaggy-bowl, dan berbagai merk sneakers dari Converse sampai Reebok yang selalu nempel di kaki mereka.

Converse menjadi merk sneakers yang paling dicari-cari saat mendiang Kurt Cobain ketahuan memakai sneakers Converse hitam bahkan hingga saat ia ditemukan meninggal. Sebagai legenda musik alternative rock, maka kepopuleran Cobain tentunya diikuti dengan kepopuleran atribut yang dipakainya termasuk sneakers andalannya. Tahun 90an, Beastie Boys mempopulerkan sneakers dalam dunia musik mereka yang merupakan kombinasi berbagai elemen seperti hip-hop, skateboarding, dan musik rock. Untuk mencerminkan musik yang diusungnya, maka trio Beastie Boys menggabungkan antara athletic wear, dengan topi baseball, dan sneakers dari Nike, Puma, atau Adidas. Semenjak itu, berbagai band lain pun menjadikan sneakers sebagai kostum wajib. Sebut saja Limp Bizkit, Rage against the Machine, Riverboat Gamblers, Oasis, Blur, Mansun, dan Coldplay.

Sneak Pic
Bahkan selebritis Hollywood paling gaya sekalipun tetap tidak bisa lepas dari sneakers. Selain nyaman, sneakers could make you a fashionista. Just look how Paris, Mary Kate, and Lilly Allen get a little sneaky pretty.

History of STEVE AOKI

Steve Aoki (born November 30, 1977) is an American electro house musician, record producer and the founder of Dim Mak Records.

Early life

Steve Aoki was born in Miami and grew up in Newport Beach, California. He graduated from Newport Harbor High School in 1995; he was a star player on the varsity Badminton team. He is the third child of Rocky Aoki and Chizuru Kobayashi. His father was a former Japanese Olympic wrestler who also founded the restaurant chain Benihana. He has two older siblings, sister Kana (who is now known as "Grace"), and brother Kevin (owner of Doraku Sushi restaurant). He also has three half-siblings, all of whom are younger: half-brother Kyle and half-sisters Echo, and Devon, the model. As a child, Steve lived with his grandfather[citation needed], his mother, and his two older siblings.
Aoki attended the University of California, Santa Barbara and graduated with two B.A.s; one in Women's Studies and the other in Sociology. In college, he produced do-it-yourself records and ran underground concerts out of his Biko room in the Santa Barbara Student Housing Cooperative , which was located in Isla Vista, a section of residential land adjacent to UCSB. As a concert venue, the apartment became known as The Pickle Patch. By his early 20s, Aoki had built his own record label, which he named Dim Mak after his childhood hero, Bruce Lee. He has also been in numerous bands, including This Machine Kills, which released an album on Ebullition Records, Esperanza, and The Fire Next Time.
His father, Rocky, once said that he had 'three kids from three different women at exactly the same time'. He found out about the third child with the third woman when he was sued for paternity. In 2005, Rocky sued four of his children (Grace, Kevin, Kyle, and Echo) for an alleged attempt to take control of the companies he founded, which, at the time, had an estimated value between US $60 million and $100 million. Steve and his younger half-sister, Devon, were not named in the suit.

Musical career

Aoki founded his own label, Dim Mak Records, in 1996. The label has released music by other Fidget house artists such as MSTRKRFT, The Bloody Beetroots, Klaxons, Scanners, Whitey, Mystery Jets and Mustard Pimp. Aoki is also a club promoter and DJ. He has also teamed up with Blake Miller of the LA -based band Moving Units to produce remixes. The duo of Miller and Aoki work under the moniker Weird Science.
Aoki's debut album, Pillowface and His Airplane Chronicles was released in January 2008 [6]. He also had an Essential Mix that aired on BBC Radio 1 on August 2, 2008.
He has remixed many artists and bands, including Drake, Lenny Kravitz, Bloc Party, Snoop Dogg, Robin Thicke, S.P.A., Kid Cudi, Chester French and Peaches.
He remixed the track "When The Wind Blows" that features on the UK edition of The All-American Rejects' 2008 album When The World Comes Down.
On November 10, 2009 he released a remix for Drake's song "Forever". The song features Drake, Kanye West, Lil Wanye, and Eminem. The track made it to the top of Hype Machine's chart in December 2009.
In March 2010 Aoki released "I'm In The House", a collaboration with Zuper Blahq—alter-ego of Black Eyed Peas singer will.i.am. The song charted at #29 in the UK Singles Chart in its first week of release.
Producer-songwriter Lucas Secon confirmed in a May 2010 interview with HitQuarters that he and Rivers Cuomo had recently worked with Aoki on a single.

Business ventures

The Dim Mak Collection clothing line was launched in 2006. A new fashion range designed by Steve and his sister Devon Aoki was released in 2009. They've partnered with the founders/owners of Ksubi, George Garrow and Dan Single to release this range together. "We've been putting it together for two years, from the very early stages." Aoki told. Also with Dan Single and George Garrow, Ksubi will be partnering up and creating a Dim Mak sunglass line that will drop in 2009 as well.
Aoki and friend Greger, the owner of WeSC, came up with the idea together to do the "Aoki headphones." They used different shades of green, because that was Aoki's favorite color at the time.Each season Aoki plans to design new headphones for WeSC. Aoki also is endorsed by KR3W Apparel and Supra Footwear, where he develops and designs an entire range of clothing and shoes for both companies under his name.
Aoki is a co-owner in a Korean BBQ restaurant Shin alongside Danny Masterson, Julian Casablancas from The Strokes, Mark Ronson, Laura Prepon, Jerry Butler, among others. He also co-owned a management company called Deckstar with DJ AM along with their managers and Paul Rosenberg. Underneath the Deckstar Management division, Dim Mak management has been formed to manage some of the label's artists and other DJs.
In November 2009 created his own magazine titled "Aoki" through a celebrity magazine publishing company called MYMAG.

Fingerboard Atau Papan Jari dan Sejarahnya Di Dunia

Pertama kali dibuat sebagai mainan buatan sendiri pada 1970-an dan kemudian menjadi hal yang baru yang melekat pada gantungan kunci di toko-toko skate (tetapi juga disebutkan sebagai model untuk skateboard.) Pada tahun 1985 fingerboard buatan sendiri itu dikuasai, beberapa orang menganggap ini rekaman fingerboard paling awal yang tersedia untuk konsumsi publik. Fingerboard buatan sendiri dibangun dari karton, kopi Stirrers, dan Hot Wheels as roda.

Fingerboards perifer telah menjadi bagian dari industri skateboarding sejak akhir 1980-an dan pada awalnya dipasarkan sebagai gantungan kunci.

Meskipun hampir tidak "rideable," mereka diperbaiki oleh Deck Tech merek yang diproduksi massal sebuah "rideable" miniatur skateboard. Berlisensi hiburan pertama diperkenalkan oleh fingerboards Bratz Mainan, dirilis melalui berbasis di Hong Kong perusahaan mainan bernama Prime Time Mainan, dan dirancang oleh Pangea, perusahaan yang membantu mengembangkan Teenage Mutant Ninja Turtles baris mainan Playmates Toys. Desain itu dimanfaatkan dari properti hiburan seperti "Speed Racer," "Woody Woodpecker", "NASCAR," "Heavy Metal," dan "Crash Bandicoot." Papan berlisensi mengemudikan Tech Deck lisensi merek ke merek perkotaan yang kuat, bukan sekadar menciptakan desain mereka sendiri. Pada akhir 1990-an, sebagai fingerboards menjadi lebih menonjol di luar komunitas skateboard, X-Konsep 'Tech Decks berlisensi "pro aktual grafis dari merek papan luncur utama" naik "fingerboard 1999 gelombang tepat ke Wal-Mart dan toko besar lainnya."

SEJARAH SEPEDA LOW RIDER

Sepeda Low Rider pertama kali di perkenalkan pada tahun 1960an, sepeda ini pertama kali di perkenalkan oleh The “custom” king George Barris, sebelum menemukan sepeda low rider si Tuan King ini pekerjaanya adalah menceperkan mobil, Memang saat itu virus Mobil Low Rider sedang mewabah di kalangan anak muda Amerika, Tetapi trend itu hanya bisa dirasakan oleh anak2 muda dari keluarga kaya saja karena untuk membuat sebuah mobil low rider membutuhkan uang yang tidak sedikit, sementara anak2 dari kalangan bawah hanya bisa melongo.
Melihat situasi seperti itu si King mendapatkan ide dengan mencoba membangun sebuah sepeda yang mengacu pada kesan low rider, untuk eksperimen pertama kali si King menerapkan pada sepedanya. Mulailah si King ini memperkenalkan kreasinya dari situ bisa di tebak banyak anak2 dari keluarga yang kurang mampu beralih berkreasi membuat sepeda low rider.
Melihat peluang trend sepeda LR yang mulai di gandrungi akhirnya pada tahun 1963 pabrik sepeda SCHWIIN untuk pertama kalinya mengeluarkan model revolusi baru “New Cruiser STING RAY, model ini dibuat mengacu pada model motor model dragster yang sedang ngetop pd saat itu.Karena model tersebut nyaman di kendarai begitu juga dengan desainnya yg unik maka model tersebut menjadi booming dan digemari oleh anak2 muda.
photo-krate.gif
Model Sting Ray
Dikalangan sekelompok anak muda di daerah selatan Los Angeles Chicanos sepeda Low Rider banyak yang telah di modifikasi seperti framenya, fork di buat spring fork trus dikasih tambahan spion dan yang paling extreme adalah frame di buat lebih ceper / pendek lagi, tapi kebanyakan dari mereka adalah memendekannya. Pabrikan sepeda Schwiin juga tidak mau kalah terispirasi kaum latin yang suka blink-blink maka mereka menambahkan lapisan krom pada sepeda buatannya seperti mobil2 low rider.
photo-boys.jpgphoto-girls.jpg

Aroma Tubuh Manusia dalam Film " Perfume: The Story of a Murderer"


Bagaimana jadinya bila Anda mempunyai penciuman yang tajam, dapat mencium berbagai aroma, bahkan dari jarak berkilo-kilometer tanpa menggunakan alat pendeksi apapun? Tentu saja hal tersebut sepertinya mustahil terjadi. Tetapi, dalam film Parfum, Jean Baptiste Groinelle yang diperankan oleh Ben Whishaw, dapat melakukan hal itu.

Alur Cerita Film Parfum
Berawal dari pertemuannya dengan seorang gadis penjual buah, Jean terobsesi dengan aroma tubuh gadis itu.  Sayang, setelah membunuh gadis itu, Jean luput menyimpan aroma tubuhnya. Padahal, aroma gadis itu adalah aroma yang sangat ia sukai. Demi mencari aroma tubuh manusia, Jean pun mulai memburu para gadis perawan untuk dibunuh. Dalam Film Parfum ini dijelaskan  bahwa Jean kemudian mengambil ekstrak tubuh mereka untuk kemudian dijadikan parfum beraroma tubuh manusia.
Seorang psikopat selalu diceritakan sebagai seseorang yang mengalami masa lalu yang kelam, begitu juga dengan Jean dalam Film Parfum ini. Sejak kecil menjadi yatim piatu dan tinggal di panti asuhan. Kehidupan dipanti asuhan begitu keras sehingga membuat Jean lebih sering menyendiri. Setelah luntang lantung kesana kemari, Jean yang sudah dewasa pun bertemu dengan Baldini yang diperankan oleh Dustin Hoffman.
Dalam Film Parfum, Baldini diceritakan sebagai sosok pembuat parfum. Jean pun diajarkan bagaimana meracik bunga-bunga menjadi minyak wangi. Jean yang tidak mempunyai bau tubuh ini pun mulai melakukan eksperiman gila. Ia menggunakan kemampuan penciuman hidungnya yang tajam untuk membuat parfum dengan ekstrak minyak hewan. Setelah percobaannya berhasil, ia pun mencobanya kepada perempuan.
Maka pembunuhan demi pembunuhan pun terjadi di film Parfum ini. Jean mengolesi krim pada tubuh perempuan yang dia incar lalu ia silet-silet kulit tubuh perempuan itu untuk kemudian ia buat menjadi ekstrak minyak. Jean mencari-cari bau tubuh perempuan yang wangi. Namun, dari 24 perempuan yang ia bunuh, ia belum menemukan wangi yang ia inginkan.
Seorang bangsawan kaya raya mempunyai seorang anak perempuan berambut merah yang bernama Laura (Rachel Hurd Wood). Dari tubuh anak bangsawan itulah Jean mencium bau yang sangat wangi. Jean pun mulai mengincar Laura. Dari sinilah konflik terus berkembang. Sang bangsawan marah dan menghukum Jean. Apakah Jean berhasil dihukum mati atau malah mendapatkan kekuasaan? Bila Anda penasaran, Anda bisa mencoba menonton Film Parfum ini.

Hikmah Film Parfum
Alur cerita Film Parfum ini memang terdengar menyeramkan, tapi namanya juga film thriller. Bila Anda ingin menontonnya, Anda harus mempersiapkan mental Anda. Pembunuhan yang menegangkan dan alur cerita yang membuat penonton selalu penasaran. Bila Anda mau merenung, ada hikmah yang tersembunyi dalam film ini. Yaitu cinta dan kekuasaan tidak bisa didapatkan dengan cara dipaksa, karena hasilnya hanya akan menghancurkan diri kita sendiri.  

Berangkat dari Novel
Film yang disutradarai oleh Tom Tykwer ini bersetting di Prancis pada abad ke 18. Sebelum Film Parfum ini meledak, novel dengan judul Parfume : The Story Of Murderer yang di negeri asalnya sudah menjadi novel best seller. Novel ini dikarang oleh Patrick Suskind.

Offroad Melatih Mental dan Kesabaran


Tak jarang untuk mengasah sisi kepribadian tertentu dari seseorang dibutuhkan pemicu. Pemicu ini bisa berupa nasehat, latihan-latihan ataupun penyaluran hobi. Salah satunya, hobi offroad yang merupakan hobi khusus diperuntukan bagi mereka suka akan petualangan dalam aktivitas otomotif.


Syarat pertama dari olahraga ini harus memiliki mobil dengan spesifikasi teknis untuk jalanan alam bebas. Sebagai salah satu bentuk olahraga sekaligus hobi, tidak semua orang bisa menekuni offroad. Karena banyak keterampilan yang harus dipelajari, mulai dari teknik mengemudi, mengenal medan dan kematangan mental dalam menghadapi tantangan medan offroad.

Jelas bahwa olahraga offroad bukanlah sekedar untuk tampil gagah-gahan. Sebagai sebuah olahraga harus diiringi pula dengan ketangkasan dalam mengendalikan kemudi mobil. Olahraga offroad ini berbeda dari olahraga otomotif lainnya. Beda yang paling jelas, offroad memanfaatkan medan alam terbuka sebagai sebuah tantangan yang harus ditaklukan.

Agar olahraga offroad ini berjalan dengan baik, seorang offroader harus menyiapkan mobilnya sebaik mungkin. Mobil dengan suspensi, kaki-kaki harus diperkuat, sarana pendukung berupa Winch, elektris lainnya, itu harus ada dalam olahraga offroad.

Bila mobil sudah in, mental seorang akan segera diuji di medan offroad. Seorang offroader harus memiliki mental yang tahan banting. Medan yang keras dan terjal, jika tidak memiliki mental yang kuat, akan menyulitkan offroader. Di tengah medan yang keras dan terjal itulah dibutuhkan ketangkasan offroader dalam mengemudikan mobil.

Secara umum dapat dikatakan offroad merupakan olahraga petualangan. Kekompakan tim dalam offroad adalah hal yang mutlak. Biasanya dalam satu tim terdiri dari tiga offroader. Dalam sebuah kejuaraan offroad, ada yang lewat hutan itu disebut Country Road, jadi tim itu berusaha sedapat mungkin, tidak melewati waktu yang telah ditetapkan, karena akan terkena pinalti.

Nikmatnya olahraga offroad terletak pada sulitnya medan yang ditempuh. Memainkan fungsi peralatan di dalam mobil dalam medan terjal, merupakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Semakin susah semakin nikmat dan sebenarnya offroad ini sama dengan hobi berpetualangan lainya semisal naik gunung.

Kalau ditanya olahraga ini mahal, jawabannya adalah sangat relatif. Olahraga offroad merupakan olahraga petualangan alam. Seorang offroader harus menyatu dengan alam. Seorang offroader harus memiliki jiwa kesabaran yang tinggi. Kesabaran seorang offroader akan sangat membantu melewati medan yang sulit. Karena yang dicari oleh seorang offroader tidak lain kepuasan batin. Melatih kesabaran dan menguji mental serta menaklukkan alam juga, hmm sepertinya kombinasi yang sangat menarik, bukan?